Banyak keutamaan yang tidak didapati bulan lainnya selain bulan ramadhan. Setiap amal kebaikan akan dilipatgandakan oleh Allah pahalanya.
Beberapa amalan yang sering dilakukan ummat muslim di bulan ramadhan adalah berdoa, baik ketika selesai sholat atau waktu-waktu tertentu.
Lalu apa saja saat yang mustajab untuk memanjatkan doa di bulan Ramadhan? Berikut ulasan singkatnya
Sebelum kita membahas tentang waktu yang mustajab untuk berdoa di bulan Ramadhan, ada baiknya kita sama menyimak ayat berikut:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran [Q.S. al-Baqarah (2): 186].”
Adapun anjuran memperbanyak doa di bulan Ramadhan juga dikuatkan oleh riwayat berikut:
قال رسُولُ الله صلى الله عليه وسلم إن لله عُتَقَاءَ في كل يومٍ وليلة لكل عبدٍ منهم دعوةٌ مُسْتجابةٌ
“Rasulallah saw bersabda: Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang pada setiap hari dan malam (Ramadhan). Setiap hamba di antara mereka ada do’a yang dikabulkan (H.R. Ahmad no. 7443. Dinilai sahih oleh Ahmad Muhammad Syakir dalah tahqiq beliau atas Musnad Ahmad, VII/250-251, terbitan Dar al-Hadits, Kairo 1416 H/1995 M).
Lalu kapan saja waktu mustajab untuk bedoa ketika Ramadhan?
Waktu pertama, adalah doa yang dipanjatkan ketika orang sedang berpuasa.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَإِمَامٌ عَدْلٌ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Dari Abu Hurairah, ia berkata (bahwa) Rasulallah saw bersabda: Ada tiga orang yang doanya tidak tertolak; Orang puasa sampai berbuka, pemimpin yang adil, dan orang yang terzalimi (H.R. at-Tirmidzi no. 3598, Ibnu Majah no. 1752, Ahmad no. 8043. Dinilai hasan oleh Syaikh Syu’aib al-Arnauth).”
Yang dimaksud pada hadits di atas tidak hanya dibatasi pada puasa Ramadhan, tetapi juga mencakup puasa yang lainnya, baik sunnah maupun wajib. Namun puasa Ramadhan adalah lebih utama dari semua puasa sebagaimana yang sama kita ketahui, sebab Allah sendiri yang langsung memberi ganjaran atas puasa yang kita lakukan.
Adapun doa yang dipanjatkan adalah untuk kebaikan dunia dan akhirat, atau berdoa sesuai dengan hajat yang dibutuhkan selama bukan berdoa untuk terjadinya kezaliman atau bertujuan untuk memutus tali silaturahim.
Kedua, ketika berbuka puasa
ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Tiga orang yang tidak tertolak doanya; Pepimpin yang adil, Orang puasa ketika berbuka, dan doa orang yang terzalimi (H.R. at-Tirmidzi no. 2526, Ibnu Hibba no. 7387. Dinilai sahih oleh Syaikh Syu’aib al-Arnauth karena ada beberapa syawahid/riwayat pendukung)”.
Orang yang berbuka puasa adalah orang yang telah melaksanakan ketaatan, sehingga berpotensi besar doa yang ia panjatkan akan dikabulkan oleh Allah swt.
Waktu ketiga adalah ketika sahur
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
“Rabb kita tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Allah berfirman, “Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari, no. 1145 dan Muslim, no. 758).
Waktu keempat adalah ketika datang malam lailatul qadar.
Malam ini adalah lebih baik dari seribu bulan [Q.S. al-Qadr: 1-5]. Seseorang boleh berdoa dengan doa apa saja selama bukan mengandung kezaliman dan pemutusan hubungan kerabat. Namun terdapat doa yang Rasulallah saw ajarkan kepada ‘Aisyah ra:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ وَافَقْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ مَا أَدْعُو قَالَ تَقُولِينَ اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
“Dari Abdullah bin Buraidah, dari ‘Aisyah, beliau bertanya, Wahai Rasulallah! Jika aku mendapati malam lailatul qadar, doa apa yang aku panjatkan? Rasul saw menjawab, katakanlah ‘Ya Allah, Sungguh Engkau Maha Pemaaf, suka (memberi) maaf, maka maafkanlah aku (H.R.at-Tirmidzi no. 3513, Ibnu Majah no. 3850, Ahmad no. 25384)”.
Oleh karenanya, silahkan membaca doa yang Rasul saw ajarkan kemudian berdoa sesuai dengan hajat kita. Lalu kapan lailatul qadar itu datang? Rasulallah saw menjelaskan:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَحَرَّوْا لَيْلَةَ القَدْرِ فِي الوِتْرِ مِنَ العَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Dari ‘Aisyah ra, bahwa Rasulallah saw bersabda: Carilah lailatul qadar pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan (H.R. al-Bukhari no. 2017).”
Waktu-waktu yang disebutkan di atas adalah berdasar pada penjelasan dari hadits Rasulallah saw. Namun yang perlu kita ingat bersama, Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan rahmat, pahala, dan ampunan Allah swt pada semua harinya.
Oleh sebabnya, amal shaleh (termasuk doa) tidak hanya dilakukan pada waktu tertentu saja, karena jika demikian kita mengecilkan makna Ramadhan sebagai bulan yang Allah pilih untuk hamba-hambanya yang beriman dan tidak Allah tetapkan waktu semisal ini untuk umat terdahulu.
Jadi, mari kita manfaatkan waktu-waktu yang mustajab untuk berdoa bukan malah mengisi waktu ramadhan dengan kegiatan yang sia-sia tidak membawa manfaat.