Parenting Islami, Salah Satu Konsep Mendidik Anak
Salah satu tujuan pernikahan adalah untuk memiliki keturunan, tentunya kita ingin memiliki anak-anak yang sholeh dan sholehah. Untuk mendapatkan keturunan yang sholeh sholehah, diperlukan usaha yang maksimal dari pihak orang tua.
Saat menikah dan kemudian berharap memiliki seorang anak, seharusnya kita sebagai orang tua juga telah mempersiapkan segala sesuatunya. Seperti konsep apa yang hendak kita terapkan dalam mendidik anak kita, karena mendidik anak dalam Islam memiliki tata cara dan aturan tersendiri.
Karena di dalam Islam, anak memiliki kedudukan tersendiri yang harus kita jadikan pegangan dalam mengasuh dan mendidiknya.
Kedudukan Anak dalam Pandangan Islam
Mendidik anak dalam Islam harus didasarkan pada petunjuk dari Allah, yaitu Al-Quran, karena Al-Qur’an tidak hanya membahas tentang kewajiban anak kepada orang tua, namun juga kewajiban orang tua kepada anaknya.
Dan berikut ini adalah pandangan Al-Quran tentang anak, yang perlu kita ketahui dalam mendidik anak :
- Anak sebagai Amanah bagi Orangtuanya
Selayaknya para bijak mengatakan bahwa sesungguhnya anak-anak bukanlah milik kita, mereka adalah titipan dari Allah kepada kita. Untuk itu sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk mendidik anak sesuai dengan yang telah Allah perintahkan. Jadi, adalah kesalahan bagi orang tua apabila seorang anak tidak mendapatkan haknya dalam hal diberi pendidikan yang jauh dari ajaran Islam.
- Anak sebagai Generasi Penerus
Anak adalah harapan di masa depan, merekalah kelak yang akan menjadi pengaman dan pelopor masa depan agama dan bangsa. Jadi wajib bagi kita mendidik mereka untuk menjadi generasi tangguh di masa depan. Lebih jauh, Allah memerintahkan kita sebagai orang tua untuk menjauhkan mereka dari api neraka.
- Anak adalah Tabungan Amal Kita di Akhirat
Seperti telah kita ketahui, bahwa selain amal kita di dunia, sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang sholeh merupakan amalan yang pahalanya akan terus mengalir hingga hari penghitungan kelak. Jadi, mendidik anak sesuai perintah Allah merupakan keuntungan bagi para orang tua kelak.
- Anak adalah Penghiburan dan Perhiasan Dunia bagi Orang Tuanya
Anak adalah perhiasan bagi orang tua. Di satu sisi, ia akan menjadi penghibur di kala lelah dan kesusahan melanda, namun di satu sisi, ia juga dapat menggelincirkan dari jalan Allah.
Berdasar pemahaman akan kedudukan anak dalam al-Qur’an diatas, maka ada 3 kewajiban orang tua dalam mendidik anak, yaitu:
1.Memberikan dasar hubungan harmonis dengan Allah swt (habbluminallah)
Sebagai orang tua kita harus dapat mengenalkan kepada anak-anak kita siapa Allah dan mengapa kita wajib taat kepada-Nya. Ketaatan itu bukan karena Allah adalah pencipta dan pemilik kita, namun yang ditanamkan adalah jika dengan taat kepada Allah, hidup kita akan menjadi lebih baik dan bahagia.
Dengan memberikan dasar demikian, maka anak tidak akan menganggap Allah sebagai sebagai “hakim” atau “pengawas”, namun sebagai zat yang memang kita butuhkan keberadaan-Nya. Hal inilah yang harus kita jadikan landasan utama dalam mendidik anak sekaligus merancang pola asuh yang tepat baginya.
Salah satu cara untuk memberikan dasar habbluminallah adalah dengan mengajarkan shalat kepada anak semenjak kecil. Dan kemudian mulai memberikan pengertian mengapa kita harus shalat, apa manfaat shalat dan seterusnya.
- Memberikan dasar hubungan yang harmonis dengan orang-orang di sekelilingnya
Dalam Islam, hubungan antar manusia (habluminannas), sama pentingnya dengan hubungan manusia dengan Allah (habluminallah). Bahkan nabi Ibrahim berdoa kepada Allah: “… agar mereka dicintai orang-orang…” Jadi, wajib bagi kita mengajarkan tata cara pergaulan yang baik dengan sesama yang dilandasi rasa saling menghormati.
- Memberikan dasar yang kuat guna menghadapi tantangan perkembangan zaman
Nabi pernah bersabda bahwa beliau mengkhawatirkan umat di belakangnya yang keberadaannya kelak akan seperti busa di lautan, banyak namun tidak berpendirian. Hal semacam inilah yang harus kita pertimbangkan saat merencanakan pendidikan dasar bagi anak-anak kita.
Misalnya bagaimana agar ia menjadi anak yang kuat imannya, santun kepada sesama, serta kuat pula ilmunya. Ilmu akan membuat ia mampu bertahan serta senantiasa memiliki jalan ikhtiar untuk keluar dari permasalahan yang dihadapi.
Yuk mari kita koreksi kembali apakah telah tepat langkah yang kita ambil dalam mendidik anak. Jika masih ada yang kurang, mari kita lengkapi, jika ada yang keluar jalur, mari kita benahi.
Semoga kita bisa senantiasa istiqomah, lisan dan hati kita dari hal-hal yang tidak Allah kehendaki.