Dalam mendidik anak, ternyata sekitar 14 abad yang lalu Rasulullah sudah berpesan kepada para ummatnya.
Beliau berpesan dalam mendidik anak-anaknya, hal yang harus dilakukan oleh para orang tua adalah mengenalkan tentang tauhid. Seperti sabda beliau :
“Bukalah lidah anak-anak kalian pertama kali dengan kalimat “Laa ilaha illallah”. Dan saat mereka hendak meninggal dunia maka bacakanlah, “Lailaha-illallah”. Sesungguhnya barangsiapa awal dan akhir pembicaraannya “Lailah-illallah”, kemudian ia hidup selama seribu tahun, maka dosa apa pun, tidak akan ditanyakan kepadanya.” (Sya’bul Iman, juz 6, hal. 398 dari Ibn abbas)
Penjelasan lebih lengkap ada dalam kitab Al Amali hal 475, Imam Al Baqir dan Imam Ash Shadiq r.a. berkata bahwa tahapan untuk mengenalkan Allah kepada anak adalah :
- Ketika anak berusia 3 tahun ajarkan kalimat tauhid “Laa ilaha illallah” sebanyak 7 kali
- Ketika anak berusia 3 tahun 7 bulan, ajarkan kalimat “Muhammad Rasullullah.”
- Setelah itu ajarkan tentang sholat
- Kemudian ketika anak berusia 5 tahun dan memahami arah, coba tanyakan mana bagian kanan dan mana bagian kiri. Lalu perlahan ajarkan dimana arah kiblat dan mulailah mengajaknya sholat.
- Pada usia 7 tahun ajaklah ia untuk membasuh muka dan kedua telapak tangan lalu memintanya untuk mengerjakan sholat.
- Pada usia 9 tahun, anak sudah boleh diberi hukuman jika menginggalkan sholat agar ke depannya sang anak mampu memahami akan aturan dan tata tertib.
Selain itu, tak lupa kita sebagai orang tua juga memberikan hak kepada anak dalam hal pendidikan, pengajaran budi pekerti, keterampilan menulis, olahraga dan latihan fisik yang menyehatkan badan.
Tak sampai disitu, orang tua juga harus mengenalkan tentang ibadah-ibadah dan amalan lainnya. Ketika sudah mendekati usia baligh, wajib bagi orang tua untuk mengenalkan kepada anak tentang puasa, dan memerintahkan kepada anak untuk menghafal al Qur’an.
Masya Allah, betapa indah tuntunan yang telah Rasulullah Saw berikan untuk mendidik anak kita.
Sebagai penutup berikut adalah penjelasan Imam Ali Zainal Abidin dalam kitab Risatul Huquq.
“Adapun hak anakmu adalah, ketahuilah bahwa ia berasal darimu. Dan segala kebaikan dan keburukannya di dunia, dinisbatkan kepadamu. Engkau bertanggung jawab untuk mendidiknya, membimbingnya menuju Allah dan membantunya untuk menaati perintah-Nya. Maka, perlakukanlah anakmu sebagaimana perlakuan seseorang yang mengetahui bahwa andaikan ia berbuat baik pada anaknya, niscaya ia akan mendapatkan pahala dan andaikan ia berbuat buruk niscaya ia akan memperoleh hukuan.”(Al Khislal, hal.568)