Dalam Al Qur’an, Allah banyak bersumpah tentang waktu. Begitu pentingnya soal waktu sampai Allah sampaikan di beberapa surat dalam Al Qur’an. Sepeti firman Allah dalam QS. Al Ashar ayat 1-3 :
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” [Al-‘Ashr/ 103: 1- 3]
Dalam islam, ciri seorang muslim yang baik adalah ia dapat menghargai dan memanfaatkan waktu dengan efektif. Tidak perlu dituntut oleh orang lain, muslim yang baik akan dapat mengatur waktu dengan kesadarannya sendiri.
Bahkan ilmuan muslim terkemuka Syekh Yusuf Qardhawi mengungkapkan berbagai alasan betapa pentingnya setiap muslim harus mampu megantur waktunya dengan baik adalah karena hal-hal berikut :
Menurut Yusuf Qardhawi, mengapa begitu pentingnya umat Islam, untuk mempelajari manajemen waktu adalah karana hal-hal sebagai berikut:
- Ajaran Islam begitu besar perhatiannya terhadap waktu, baik yang diamanatkan dalam Al Qur’an maupun As Sunnah.
- Dalam sejarah orang-orang Muslim generasi pertama terungkap bahwa mereka sangat memperhatikan waktu dibandingkan generasi berikutnya, sehingga mereka mampu menghasilkan sejumlah ilmu yang bermanfaat sehingga melahirkan sebuah peradaban yang mengakar kokoh dengan panji yang menjulang tinggi.
- Kondisi real kaum muslimin belakangan ini justru berbalikan dengan generasi pertama dahulu, yakni cenderung lebih senang membuang-buang waktu, sehingga mereka tidak mampu berbuat banyak dalam menyejahterakan dunia dan akhirat sebagaimana mestinya.
Jika kita sudah menyadari begitu pentingnya mengatur waktu, lakukanlah hal yang terbaik dan berguna untuk dunia seakan-akan kita akan hidup selamanya dan lakukan pula yang terbaik untuk akhirat seakan-akan kita akan mati besok.
Waktu adalah modal terbaik untuk kita dapat melaukan banyak hal dan tidak dapat diganti dengan apapun. Agar kita tidak lalai dengan waktu, coba lakukan analisa mengenai manajemen waktu seperti berikut :
- Apakah kita beraktivitas sudah berdasarkan skala prioritas?
- Apakah kita melaksanakan kewajiban sepanjang hari?
- Apakah kita menangani tugas-tugas sulit dan krusial tanpa menundanya?
- Apakah kita sudah konsisten dalam menyiapkan rencana harian dan membuat prioritas?
- Apakah kita melaksanakan apa yang sudah direncanakan pada waktu sudah yang ditentukan?
- Apakah kita sudah menggunakan waktu luang secara efisien?
Dengan pengelolaan waktu yang baik sama saja kita sudah mengelola diri dan masa depan kita sendiri dengan baik.
Seorang penulis Manajemen Islami, M. Ahmad Abdul Jawwad, dalam sebuah bukunya, memaparkan kaidah-kaidah aplikatif yang dapat mengantarkan kita kepada kesuksesan mengelola waktu secara bertahap, berikut langkah-langkahnya :
- Analisalah sikap kita terhadap manajemen waktu dan kenalilah sejauh mana kemampuan kita dalam mengelola waktu.
- Sadarilah nilai dan urgensi waktu, serta sejauh mana kebutuhan kita pada manjemen waktu.
- Susunlah skala prioritas dan jangan lupa pada kewajiban waktu.
- Kenalilah hal-hal yang kita butuhkan dalam mengelola waktu secara efektif.
- Kenalilah hal-hal yang mengganggu manajemen waktu, lalu hindarilah.
- Perhatikanlah tokoh-tokoh yang berhasil mengelola waktu.
- Atasilah hal-hal yang dapat menyia-nyiakan waktu.
- Luruskan persepsi kita yang keliru mengenai efisiensi waktu.
- Pelajarilah cara mengadakan pertemuan singkat yang membawa hasil optimal.
- Pelajarilah cara mendelegasikan secara effektif.
- Pelajarilah cara mengoptimalkan waktu santai atau senggang.
- Kajilah contoh-contoh aplikatif tentang manajemen dan optimalisasi waktu.
- Didiklah anak-anak dan orang-orang di sekitar kita untuk menghargai waktu.
- Latihlah orang lain tentang cara mengoptimalkan pemanfaatan waktu.
Bagi teman-teman yang sedang menghafal Al Qur’an, tentunya murojaah dan menambah hafalan setiap harinya menjadi prioritas utama dibandinigkan dengan aktivitas lainnya.
Yuk, mulai sekarang mari kita perbaiki pengelolaan waktu yang sudah diberikan oleh Allah Swt dengan lebih baik.