Islam mengatur sedemikian rupa kehidupan para ummatnya baik dari hal besar hingga hal yang terkecil. Begitu juga soal makan, apa yang dimakan dan kapan waktu makannya. Jika tubuh kita ingin sehat, maka ikutilah aturan yang menciptakan tubuh kita, karena Dia lah Allah yang Maha Tahu tentang segala sesuatu yang diciptakan.
Salah satu elemen dari pengaturan pola makan ialah mengetahui kapan waktu makan yang tepat
Dokter Zaidul Akbar menjelaskan tentang pola makan yang dijalankan Nabi Muhammad SAW. Hal terpenting yang perlu diterapkan dalam pola makan ialah bagaimana kita mengontrol rasa lapar.
“Lapar itu adalah elemen pertama kedisiplinan diri kita. Kalau Anda bisa mengontrol rasa lapar maka Anda akan bisa lebih banyak mengontrol hal lainnya,” ujarnya.
“Fixed your food, betulkan makanannya maka penyakitnya pun bisa hilang. Tinggal nanti kita pelajari makanan apa yang bisa dikonsumsi untuk memperbaiki tubuh kita,” tambahnya.
Dokter Zaidul Akbar menyampaikan berdasar sains dan teladan Nabi Muhammad SAW, bahwa waktu makan terbaik adalah saat matahari terbit dan sebelum matahari tenggelam.
Berikut pola makan yang Rasulullah jalankan :
1. Di pagi hari Rasulullah Saw menggunakan siwak untuk menjaga kesehatan mulut dan gigi. Organ tubuh tersebut merupakan organ yang sangat berperan dalam konsumsi makanan. Apabila mulut dan gigi sakit, maka biasanya proses konsumsi makanan menjadi terganggu.
2. Di pagi hari pula Rasulullah Saw membuka menu sarapannya dengan segelas air dingin yang dicampur dengan sesendok madu asli. Khasiatnya luar biasa. Dalam Alquran, madu merupakan syifaa (obat) yang diungkapkan dengan isim nakiroh menunjukkan arti umum dan menyeluruh. Pada dasarnya, bisa menjadi obat berbagai penyakit. Ditinjau dari ilmu kesehatan, madu berfungsi untuk membersihkan lambung, mengaktifkan usus-usus dan menyembuhkan sembelit, wasir dan peradangan.
“Minuman yang paling disukai Rasulullah Saw adalah minuman manis yang dingin.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi `Umar, dari Sufyan, dari Ma’mar, dari Zuhairi, dari `Urwah, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
3. Masuk waktu dhuha (pagi menjelang siang), Rasulullah Saw senantiasa mengonsumsi tujuh butir kurma ajwa’ (matang). Rasulullah Saw pernah bersabda, “Barang siapa yang makan tujuh butir kurma, maka akan terlindungi dari racun.”
Hal itu terbuki ketika seorang wanita Yahudi menaruh racun dalam makanan Rasulullah pada sebuah percobaan pembunuhan di perang khaibar. Racun yang tertelan oleh Rasulullah Saw kemudian dinetralisir oleh zat-zat yang terkandung dalam kurma. Salah seorang sahabat, Bisyir ibnu al-Barra’ yang ikut makan tersebut akhirnya meninggal, tetapi Rasulullah Saw selamat dari racun tersebut.
4. Menjelang sore hari, menu Rasulullah biasanya adalah cuka dan minyak zaitun. Selain itu, Rasulullah juga mengonsumi makanan pokok seperti roti. Manfaatnya banyak sekali, diantaranya mencegah lemah tulang, kepikunan dihari tua, melancarkan sembelit, menghancurkan kolesterol dan melancarkan pencernaan. Roti yang dicampur cuka dan minyak zaitun juga berfungsi untuk mencegah kanker dan menjaga suhu tubuh di musim dingin.
Rasulullah Saw bersabda: “Makanlah minyak zaitun dan berminyaklah dengannya. Sesungguhnya ia berasal dari pohon yang diberkahi.” (Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan, dari Abu Ahmad az Zubair, dan diriwayatkan pula oleh Abu Nu’aim, keduanya menerima dari Sufyan, dari Abdullah bin Isa, dari seorang laki-laki ahli syam yang bernama Atha’, yang bersumber dari Abi Usaid r.a.)
5. Di malam hari, menu utama makan malam Rasulullah adalah sayur-sayuran. Secara umum, sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama yaitu menguatkan daya tahan tubuh dan melindungi dari serangan penyakit.
6. Rasulullah Saw tidak langsung tidur setelah makan malam. Beliau beraktivitas terlebih dahulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan baik sehingga mudah dicerna. Caranya juga bisa dengan shalat.
7. Disamping menu wajib di atas, ada beberapa makanan yang disukai Rasulullah tetapi tidak rutin mengonsumsinya. Diantaranya, tsaridyaitu campuran antara roti dan daging dengan kuah air masak. Beliau juga senang makan buah yaqthin atau labu air, yang terbukti bisa mencegah penyakit gula. Kemudian, beliau juga senang makan buah anggur dan hilbah (susu).
“Nabi Saw memakan qitsa dengan kurma (yang baru masak).” (Diriwayatkan oleh Isma’il bin Musa al Farazi, dari Ibrahim bin Sa’id, dari ayahnya yang bersumber dari `Abdullah bin Ja’far r.a.)
Qitsa adalah sejenis buah-buahan yang mirip mentimun tetapi ukurannya lebih besar (Hirbis).
8. Rasulullah Saw sering menyempatkan diri untuk berolahraga. Terkadang beliau berolahraga sambil bermain dengan anak-anak dan cucu-cucunya. Pernah pula Rasulullah lomba lari dengan istri tercintanya, Aisyah radiyallahu’anha.
9. Rasulullah Saw tidak menganjurkan umatnya untuk begadang. Hal itu yang melatari, beliau tidak menyukai berbincang-bincang dan makan sesudah waktu isya. Biasanya beliau tidur lebih awal supaya bisa bangun lebih pagi. Istirahat yang cukup dibutuhkan oleh tubuh karena tidur termasuk hak tubuh.
Dalam berbagai aktivitas dan pola kehidupan Rasulullah Saw memang sudah dirancang Allah sebagai contoh teladan yang baik (uswah hasanah) bagi semua manusia. Teladan ini mencakup berbagai aspek kehidupan termasuk dalam hal pola makan yang bermuara pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Yuk, ikuti pola makan Rasulullah Saw jika kita ingin hidup sehat, dengan badan yang sehat kita akan mudah beribadah kepada Allah Swt.