Sudahkah kita sebagai muslim memanfaatkan waktu yang Allah berikan secara maksimal? Atau justru suka menunda-nunda?
Tidak malukah kita yang sudah diberi kesempatan waktu hidup di dunia, namun masih tidak produktif dalam hal-hal kebaikan?
Seringkali kita terlena dengan urusan dunia hingga lupa beribadah kepada-Nya. Padahal Allah sudah menciptakan jenis ibadah yang disesuaikan dengan kebutuhan dasar kita sebagai manusia.
Lalu bagaimana caranya agar kita bisa produktif dalam memanfatkan waktu? Perlu kita ketahui, bahwa Rasulullah Saw sudah memberikan kiat-kiat manajemen waktu dalam ajaran islam itu sendiri seperti berikut ini :
1. Jadikan sholat fardhu sebagai ibadah untuk mendisiplinkan diri
Waktu sholat sendiri Allah ciptakan untuk mengajarkan kita pola hidup disipilin. Jika hidup kita terasa sulit, maka perbaiki dulu sholat kita. Sudah disiplinkah dikerjakan di awal waktu dan dilakukan secara khusyuk? Insya Allah jika sholat kita baik, kehidupan kita pun akan berangsur membaik.
2. Waktu adalah investasi
Investasi di sini dalam artian, pandanglah waktu secara jangka panjang. Karena apa yang kita lakukan sekarang, akan berdampak pada kehidupan kita di masa mendatang. Tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat. Contoh kecil yang bisa dilakukan mengenai investasi waktu ini adalah dengan kita melakukan kebaikan-kebaikan kecil yang istiqomah, maka balasannya dapat di rasakan pada masa mendatang, bisa cepat atau lambat, di dunia maupun akhirat.
3. Isi waktu dengan hal-hal produktif
Sebagaimana yang Allah sampaikan dalam Al Qur’an :
“Maka apabila kamu telah selesai dari satu urusan, maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain” (QS. Al-Insyirah : 7)
Produktif dalam kebaikan akan memberikan dampak positif bagi kehidupan kita. Jika sudah menyelesaikan suatu urusan, maka bersegeralah melakukan urusan kebaikan lainnya.
Jangan menunda dan bermalas-malasan dalam hal kebaikan, karena kita tidak tahu kapan ajal menjemput, ketika kita dalam keadaan berbuat baik atau bahkan sebaliknya. Jadi, maksimalkanlah perbuatan baik di setiap detik waktunya.
Perbuatan baik bisa secara langsung dan dengan cara apa saja atau bisa juga seperti menebar karya melalui tulisan-tulisan yang baik.
4. Aji mumpunglah terhadap waktu
Sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah syair dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah SAW, pernah menasehati seseorang,
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara
- Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
- Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
- Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
- Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
- Hidupmu sebelum datang matimu.”
5. Cepat, cekatan namun tidak tergesa-gesa
Kerjakan sesuatu dengan cepat, cekatan, namun tidak tergesa-gesa dan penuh dengan kehati-hatian.
“Karena sifat tergesa-gesa itu halnya berasal dari setan.” (HR Anas bin Malik).
Contoh kecilnya adalah ketika sudah mendengar adzan, seharusnya kita sudah mempersiapkan beberapa menit sebelum adzan dikumandangkan, agar kita tidak tergesa-gesa dalam melakukan ibadah sholat. Sholat akan lebih tenang dan membuat hati tentram jika dikerjakan di awal waktu, dan akan menimbulkan rasa tergesa-gesa jika dilakukan di akhir waktu.
“Bersegeralah kalian kepada ampunan Rabb kalian dan kepada surga yang seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa” (Ali Imran : 133).
6. Rutin mengevaluasi diri
“Orang yang berakal dan dapat mengendalikannya, seharusnya memiliki empat waktu : pertama, waktu untuk bermunajat kepada Allah; Waktu untuk mengintrospeksi diri; ketiga waktu untuk memikirkan ciptaan Allah; keempat waktu untuk memenuhi kebutuhan jasmani dari minuman dan makanan.” (HR. Ibnu Hibban).
Moment evaluasi diri akan menjadi ajang kebaikan dan perbaikan diri di setiap harinya. Merenung, bermunanjat pada Allah setelah melakukan segudang aktivitas harian menjadi cara terbaik untuk mengevaluasi diri kita sendiri. Selalu berdoa dan memohon petunjuk dari Allah, agar hidup kita senantiasa diarahkan kepada hal-hal yang diridhoi-Nya.
Yuk, bergegaslah dalam menggapai hal-hal mulia dalam setiap detik waktu kita.