“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d : 28)
Bagaimana kita memaknai ayat yang Allah sampaikan di atas, benarkah demikian hanya dengan mengingat Allah maka hati akan menjadi tenang? Dan mengapa hati seseorang tanpa disadari merasa lebih bahagia dan tenang setelah membaca atau mendengarkan Al Qur’an ?
Logikanya adalah seperti ini, karena setiap huruf dalam Al Qur’an yang terucap oleh lidah kita tanpa disadari telah kembali kepada sunnatullah-Nya, kembali pada fitrahnya yaitu berdzikir kepada Allah. Makhluk apapun jika kembali pada fitrah-Nya, kepada sunnatullah-Nya, kepada yang seharusnya yaitu menjalankan perintah Allah Swt, maka yang dirasakan hanyalah ketenangan dan kebahagiaan.
Makhorijul huruf dalam Al Qur’an sudah Allah atur sedemikian rupa dengan pengaturan Yang Maha Dahsyat, ketika diucapkan sesuai kaidahnya, sesuai sifatnya, tanpa disadari telah berkolaborasi dengan sel-sel dalam tubuh kita bekerja sama secara berjamaah dalam mengingat-Nya.
Karena sejatinya setiap persendian dalam tubuh manusia, sunnatullah-Nya juga berdzikir kepada Allah dengan caranya masing-masing. Kebahagiaan yang timbul ketika membaca Al Qur’an dikarenakan semua panca indra yang kita miliki kembali ke yang semestinya yaitu berdzikir mengingat-Nya.
Jadi sejatinya kebahagiaan itu ada pada lembaran-lembaran ayat suci Al Qur’an yang sering kita lupakan, kita remehkan, kita acuhkan dengan segudang alasan sibuk ini dan itu.
Berbagai kajian ilmiah banyak membuktikan kebenaran Al Qur’an. Seperti yang disampaikan oleh Dr. Al Qadhi melalui penelitian yang dilakukan di Klinik Besar Florida Amerika Serikat. Beliau memperdengarkan bacaan ayat-ayat Al Qur’an kepada beberapa orang muslim, baik yang paham dengan bahasa Arab maupun yang tidak memahaminya.
Hasilnya terjadi perubahan fisiologis pada tubuh manusia yang cukup besar di antaranya seperti penurunan depresi, hilangnya rasa sedih, memperoleh ketenangan jiwa, dampak umum lain yang sering dirasakan oleh orang-orang yang menjadi objek penelitiannya adalah dapat menangkal berbagai penyakit yang menghampirinya.
Penelitian ini dilakukan dengan bantuan peralatan elektronik canggih terbaru yang dapat mendeteksi tekanan darah, jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dan beliau menyimpulkan bahwa 97% bacaan Al Qur’an yang dibaca dan didengar oleh seseorang berpengaruh besar dalam menimbulkan ketenangan jiwa dan menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Tidak hanya Dr. Al Qadhi yang melakukan penelitian ini, ketika dokter lain melakukan penelitian yang disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984 mengenai pengaruh Al Qur’an terhadap keadaan seseorang, beliau juga menyimpulkan bahwa memang 97% ketenangan jiwa mampu diraih dan dirasakan oleh seseorang yang senantiasa mendengarkan bacaan Al Qur’an.
Hal ini juga diperkuat oleh Muhammad Salim yang mempublikasikan penelitiannya di Universitas Boston dengan melakukan uji coba sebanyak 210 kali terhadap 5 orang sukarelawan yang terdiri dari 3 orang pria dan 2 orang wanita. Kelima orang tersebut tidak mengerti bahasa Arab dan sebelumnya juga mereka tidak diberi tahu bahwa yang akan adalah bacaan Al Qur’an.
Penelitian ini terbagi menjadi 2 sesi yaitu membacakan Al Qur’an dengan tartil dan membacakan bahasa Arab yang bukan dari Al Qur’an. Kesimpulannya adalah mereka para responden yang mendengarkan bahasa Arab bukan dari Al Qur’an hanya mendapat ketenangan sebanyak 35% dan responden lain yang mendengarkan bacaan Al Qur’an mendapat keteanangan jiwa yang luar biasa yakni sampai 65%.
Selain memberikan pengaruh ketenangan jiwa pada orang dewasa, Al Qur’an juga memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi. Seperti yang diungkapkan oleh Dr. Nurhayati dalam Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam di Malaysia pada tahun 1997 bahwa bayi yang berusia 48 jam dan diperdengarkan bacaan ayat-ayat Al Qur’an dari tape recorder dapat memberikan respon tersenyum dan menjadikannya lebih tenang.
Pantaslah Al Qur’an dijadikan sebagai mukjizat di akhir zaman yang dibawakan oleh Rasulullah Saw melalui malaikat Jibril. Di dalamnya terkandung banyak kebahagiaan, kenikmatan besar, selain membacanya sebagai amal ibadah dan ladang pahala, juga memberikan dampak ketenangan pada kehidupan kita baik lahir maupun bathin.
Jika menurut penelitian lain bahwa mendengarkan musik klasik dapat mempengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) seseorang, maka dengan mendengarkan Al Qur’an akan memberikan dampak yang lebih dari itu yakni juga memperoleh kecerdasan spiritual (SQ). Terlebih bagi mereka yang menghafalkan dan mengamalkan ajarannya.
Maha Benar Allah yang telah berfirman, “Dan apabila dibacakan al-Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al A’raaf : 204)
Yuk, sudah semestinya mulai sekarang kita tingkatkan kualitas dan kuantintas bacaan Al Qur’an kita.
“Bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat memberi syafaat kepada pembacanya”. (HR.Imam Muslim)
Semoga kelak di hari akhir kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang mendapatkan syafaat dari Allah melalui Al Qur’an.
Amin ^_^