Orang yang jujur sangat dicintai oleh Rasulullah, sebagaimana yang disampaikan oleh beliau dalam sebuah hadist
“Dari Abdullah bin Mas’ud dari Nabi SAW bersabda; sesungguhnya kejujuran itu membawa pada kebaikan dan kebaikan itu membawa (pelakunya) ke surga dan orang yang membiasakan dirinya berkata benar (jujur) sehingga ia tercatat disisi Allah sebagai orang yang benar, sesungguhnya dusta itu membawa pada keburukan (kemaksiatan) dan keburukan itu membawa ke neraka dan orang yang membiasakan dirinya berdusta sehingga ia tercatat disisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Bukari Muslim)
Tips sederhana agar anak bersikap jujur adalah dimulai dari orang tua yang juga mencontohkan sikap jujur terhadap anak-anaknya.
Karena karakter jujur pada anak tidaklah dibentuk dengan instan, namun melalui pembelajaran dan pembentukan dalam proses yang tidak sebentar.
Kejujuran pada Anak pra sekolah
Meskipun anak pra sekolah belum memiliki kesadaran serta tanggung jawab moral untuk tidak melakukan kebohongan, namun di usia ini anak sudah cukup mengerti mana yang baik dan mana yang salah.
Sebagai orangtua, Anda bisa mendorong anak menjadi pribadi yang jujur dengan menciptakan lingkungan yang nyaman. Buatlah ia merasa aman dan nyaman dalam mengungkapkan sebuah kebenaran.
Faktor yang menyebabkan anak berbohong adalah rasa tidak nyaman ketika akan mengungkapkan kebenaran dikarenakan takut akan hukuman yang mungkin pernah diultimatum oleh orang tua.
Lalu, bagaimana cara mendidik agar anak mau bersikap jujur bahkan hingga ia tumbuh dewasa? Berikut cara sederhana agar anak jujur
1. Orang tua jadilah teladan
Aturan pertama dan utama yang sebaiknya selalu dipahami orang tua ialah prinsip keteladanan. Mengajarkan kejujuran pada anak harus dilakukan dengan memberikan keteladanan berupa sikap jujur dari orangtua dalam keseharian.
Contohlah Rasulullah, karena beliau adalah Al Amin yang selalu dipercaya atas kejujurannya.
2. Hindari melabeli anak
Mengecap anak dengan sifat negatif bisa membuat kepercayaan dan harga diri seorang anak turun. Dalam hal ini, hindari menyebut dan melabel anak dengan sebutan pembohong.
Seiring berjalannya waktu, ia malah akan belajar untuk percaya bahwa label yang diberikan orangtuanya benar. Bila ia terlihat takut untuk mengungkapkan kebenaran, cobalah dorong dengan kelembutan.
3. Berikan apresiasi atas sikap jujur anak
Ketika sang anak mengungkapkan kebenaran, cobalah untuk mengapresiasi keberaniannya dalam mengungkap kejujuran. Meskipun ia baru mengatakan kebenaran tersebut setelah sekian lama, tetap apresiasi hal itu dengan tetap memberikan penjelasan secara perlahan.
“Abi dan Ummi bangga sama kamu yang sudah mengungkapkan kebenaran, bagaimana perasaan kamu lebih lega kan setelah berkata jujur? Lain kali tidak perlu takut, ya”.
Jika ditanya seperti itu, anak pasti akan merasa jauh lebih nyaman dan perlahan ia akan lebih memilih bersikap jujur karena sudah mendapatkan kepercayaan, ketenangan, dan kenyamanan dari orang tuanya.
4. Komunikasi terbuka
Kebiasaan jujur pada anak bisa berkembang karena seringnya berkomunikasi secara terbuka dengan orangtua. Karena semakin terbuka percakapan antara orangtua dan anak, efeknya sang anak akan menjadi pribadi yang jauh lebih baik.
Dalam komunikasi terbuka pun sebaiknya orangtua membiasakan diri untuk menjadi pendengar aktif. Komunikasi yang dilakukan hendaknya dua arah dan bersifat saling diskusi.
Apabila ada hal-hal yang kurang berkenan yang diungkapkan oleh anak, Anda sebagai orang tua diharapkan bisa bersikap lebih lapang dan tentunya dengan terus mengarahkan mereka pada kebenaran dan kabaikan.
5 Kisahkan tentang Kejujuran
Rasulullah adalah manusia paling jujur, kisahkan lah tentang beliau dan para sahabat bagaimana mereka bersikap jujur. Anak-anak akan cenderung lebih terinspirasi dari sebuah kisah daripada disuruh langung untuk bersikap jujur tanpa adanya sebuah teladan atau contoh.
Semoga kita semua bisa menjadi orang tua yang dapat menanamkan nilai-nilai kejujuran dalam diri anak sehingga mereka kelak akan tumbuh menjadi pribadi yang kokoh serta menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran.