Kita yang hidup di zaman sekarang, seringkali menganggap bahwa peristiwa yang terjadi di sekitar hanya merupakan efek dari bencana alam yang tidak ada kaitannya dengan ulah tangan manusia. Mereka kurang tergerak untuk memahami hakekat semua kejadian tersebut.
Padahal sudah banyak contoh nyata akhir-akhir ini pada fenomena alam yang terjadi seperti kebarakran hutan di Kalimantan dan Sumatera.
Arti kerusakan di bumi yang sebenarnya seperti dalam Al Qur’an
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan akibat perbuatan tangan (maksiat)[1] manusia, supaya Allâh merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” [ar-Rûm/30:41]
Dalam ayat ini, Allâh Swt menyatakan bahwa penyebab utama semua kerusakan yang terjadi di muka bumi dengan berbagai bentuknya adalah perbuatan buruk dan maksiat yang dilakukan manusia. Ini menunjukkan bahwa perbuatan maksiat adalah inti kerusakan yang sebenarnya dan merupakan sumber utama kerusakan-kerusakan yang tampak di muka bumi.
Imam Abul ‘Aliyah ar-Riyâhi mengatakan, “Barangsiapa yang bermaksiat kepada Allâh di muka bumi berarti dia telah berbuat kerusakan di muka bumi, karena bumi dan langit itu baik dengan sebab ketaatan kepada Allah Swt.”
Oleh karenanya, kita sebagai hamba Allah yang bertakwa harus segera menyadari dan bertaubat serta meminta pertolongan hanya kepada Allah Swt dalam memperbaiki kerusakan-kerusakan alam yang sudah terjadi.
Seperti pada beberapa waktu lalu Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj pun mengimbau masyarakat untuk melakukan salat minta hujan atau sholat istisqa atas kebakaran hutan dan lahan terjadi yang di beberapa titik di Kalimantan dan Sumatera.
Dengan turunnya air hujan, diharapkan kebakaran yang terjadi bisa padam dan membuat udara di wilayah tersebut kembali bersih dari asap kebakaran hutan dan lahan.
Nah, berikut niat serta tata cara salat minta hujan
- Bacaan Niat
Sebelum melaksanakan salat minta hujan, baiknya seseorang melafalkan niat salat istisqa. Berikut bacaan niat salat minta hujan :
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الاِسْتِسْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Artinya: Aku sengaja salat sunnah minta hujan dua rakaat (sebagai imam/makmum) karena Allah ta’ala.
- Tata Cara
Tata cara salat meminta hujan turun dilakukan sebanyak dua rakaat dan menghadap kiblat.
Pada rakaat pertama, seseorang harus melakukan takbir sebanyak tujuh kali dan kemudian membaca surat Al-Fatihah. Selanjutnya, melakukan rukuk, sujud, duduk di antara sujud, dan sujud kedua seperti salat lainnya.
Kemudian, pada rakaat kedua salat minta hujan, seseorang harus melakukan takbir sebanyak lima kali dan melanjutkan dengan bacaan surat Al-Fatihah. Setelahnya, melaksanakan rukuk, sujud, duduk di antara sujud, sujud kedua, dan terakhir salam.
Sesudah pelaksanaan salat minta hujan, khatib diminta melakukan khutbah sebanyak dua kali. Namun, sebelum masuk ke khutbah pertama, khatib membaca istighfar sembilan kali terlebih dahulu.
Lalu, pada khutbah kedua, khatib diminta membaca istighfar sebanyak tujuh kali. Dalam khutbah diminta untuk memperbanyak bacaan doa minta hujan.
- Doa Minta Hujan
Doa minta hujan yang diriwayatkan oleh Imam As-Syafi’i, Abu Dawud, dan lainnya sebagai berikut
اللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيثًا مَرِيئًا هَنِيئًا مَرِيعًا غَدَقًا مُجَلَّلًا عَامَّا طَبَقًا سَحًّا دَائِمًا
اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ
اللَّهُمَّ إِنَّ بِالْعِبَادِ وَالْبِلَادِ وَالْبَهَائِمِ وَالْخَلْقِ مِنَ الْبَلَاءِ وَالْجَهْدِ وَالضَّنْكِ مَا لَا نَشْكُو إِلَّا إِلَيْكَ
اللَّهُمَّ أَنْبِتْ لَنَا الزَّرْعَ وَأَدِرَّ لَنَا الضَّرْعَ وَاسْقِنَا مِنْ بَرَكَاتِ الْسَمَاءِ وَأَنْبِتْ لَنَا مِنْ بَرَكَاتِ الْأَرْضِ
اللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا الْجَهْدَ وَالْجُوعَ وَالْعُرْيَ وَاكْشِفْ عَنَّا الْبَلَاءَ مَا لَا يَكْشِفُهُ غَيْرُكَ
اللَّهُمَّ إِنَا نَسْتَغْفِرُكَ إِنَّكَ كُنْتَ غَفَّارًا فَأَرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْنَا مِدْرَارًا
Artinya : Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan yang menolong, mudah, menyuburkan, yang lebat, banyak, merata, menyeluruh, dan bermanfaat abadi. Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan. Jangan jadikan kami termasuk orang yang berputus harapan.
Ya Allah, sungguh banyak hamba, negeri, dan jenis hewan, dan segenap makhluk lainnya mengalami bencana, paceklik, dan kesempitan di mana kami tidak mengadu selain kepada-Mu. Ya Allah, tumbuhkan tanaman kami, deraskan air susu ternak kami, turunkan pada kami air hujan karena berkah langit-Mu, dan tumbuhkan tanaman kami dari berkah bumi-Mu.
Ya Allah, angkat dari bahu kami kesusahan paceklik, kelaparan, ketandusan. Hilangkan dari kami bencana yang hanya dapat diatasi oleh-Mu. Ya Allah, sungguh kami memohon ampun kepada-Mu, karena Kau adalah maha pengampun. Maka turunkan pada kami hujan deras dari langit-Mu.
Yuk, mari praktekan bersama. Semoga Allah turunkan hujan secara merata di seluruh wilayah di negeri kita tercinta Indonesia.