Dunia semakin canggih, tak menjamin manusia merasa bahagia terlebih anak-anak yang masih murni jiwanya. Terkadang era digital justru malah merenggut kemurnian jiwa mereka, bagaimana bisa?
Ya, seorang anak yang masih dalam fitrahnya yaitu cenderung pada kebaikan, sering kali ternodai oleh tontonan-totonan yang dapat mereka lihat secara mudah pada smartphone para orang tuanya.
Padahal sebaiknya orang tua tidak memberikan alat komunikasi kepada anak-anak di bawah umur hanya agar mereka terdiam dari tangisannya. Karena yang mereka butuhkan sebenarnya adalah perhatian langsung dari kedua orang tuanya.
Masa-masa emas usia anak seharusnya bisa diisi oleh para orang tua untuk memberikan hal-hal baik kepada anak seperti memperdengarkan langsung bacaan Al Qur’an orang tuanya kepada mereka, dibandingkan memperdengarkan mereka dengan suara murotal dari handphone.
Yang dibutuhkan oleh jiwa anak pada usia kurang lebih dua tahun dari orang tuanya adalah rasa untuk diterima, dihargai, dan diberi pujian atas hal-hal baik yang berhasil mereka lakukan.
Pada usia tersebut otak anak berkembang sangat pesat sehingga apa yang mereka lihat akan mudah sekali ditangkap oleh panca indr. Kalau yang dilihat adalah hal-hal baik, maka yang ditangkap kebaikan pula, namun kalau tidak, bagaimana?
Sebenarnya hal ini bisa dimanfaatkan oleh para orang tua untuk lebih mengenalkan Al Qur’an kepada mereka, bisa melalui permainan atau suara tilawah langsung orang tuanya. Melalui itu jiwa mereka akan dipenuhi dengan hal-hal kebaikan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan orang tua dalam mengasuh anak adalah sebagai berikut :
1. Handphone
– Tidak memberikan tontonan baik melalui handphone atau televisi kepada anak di bawah 2 tahun
– Jika usia anak sudah bertambah, orang tua harus memiliki aturan yang jelas kepada anak mengenai waktu menonton dan konten apa saja yang boleh dilihat.
– Tetap dampingi anak jika mereka menonton sesuatu agar anak tetap mendapat arahan dari orang tuanya.
2. Bermain
– Bermain secara langsung dengan orang tuanya, itu akan lebih berharga bagi sang anak daripada mereka bermain dengan handphone
– Pilih permainan yang edukatif agar menunjang peningkatan kreativitas mereka.
3. Belajar
– Buku yang edukatif dan fariatif bisa menjadi solusi sebagai sarana belajar anak di usia dini, tentunya hal ini jauh lebih aman daripada belajar melalui media elektronik.
Anak-anak di era digital sudah banyak yang terpapar media visual. Banyak waktu mereka yang terbuang sia-sia sehingga hal ini berpotensi menyebabkan mereka menjadi generasi yang tidak produktif.
Hal ini juga dapat mengakibatkan masalah lain terhadap anak seperti hilangnya fokus, gangguan belajar, gangguan tidur, gangguan makan, dan lainnya.
Lebih baik perbanyak mereka berinteraksi dengan Al Qur’an sejak usia dini terlebih ketika masih dalam kandungan.
Semoga anak-anak kita menjadi generasi yang mencintai Al Qur’an.